Minggu, 24 Februari 2019

GEOSPASIAL : DEFINISI PETA

DEFINISI PETA

  • Arti praktis peta adalah gambaran grafis dari objek - objek pada sebagian kecil, sebagian besar atau pada seluruh permukaan bumi.
  • Representasi 2 dimensi seluruh atau sebgaian dari permukaan bumi yang menunjukan kenampakan alam dan buatan manusia, dikontruksi pada bidang proyeksi tertentu dengan skala tertentu.
PENGELOLAAN DATA GIS


PENGENALAN TERHADAP PETA
  • Dasar - dasar pembuatan peta
  • Pembagian jenis - jenis peta
  • Kaidah pembuatan peta
    1. Judul peta
    2. Skala => 1 : 75.000 = 1 cm pada peta
    3. Legenda => Simbol / Keterangan 
    4. Muka peta
    5. Skala peta
    6. Indeks peta
    7. Arah mata angin
    8. Titik koordinat
    9. Grid
  • Istilah dalam peta


HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PROSES PEMETAAN
  1. Jenis ukuran (Panjang, Luas, Sudut)
  2. Posisi (Tempat kedudukan suatu objek)
  3. Pengolahan data
  4. Penyajian data/proses kartografi
  5. Reproduksi/penggandaan peta

KLASIFIKASI PETA
  1. Berdasarkan skala
    • Skala kecil
    • Skala sedang
    • Skala besar
  2. Berdasarkan fungsi
    • Peta referensi
    • Peta teknis

JENIS PETA
  • Peta atlas
  • Peta topografi / peta rupa bumi
  • Peta thematik

KETENTUAN DAN PERATURAN PEMBUATAN PETA
  1. Aspek Yuridis
  • UU No. 4 Tahun 2011 tentang informasi geospasial
          UU RI No. 4 Tahun 2011 berisi tentang informasi geospasial yang dibagi kedalam 12 bab dan 71 pasal. Isi dari babnya terkait peraturan - peraturan tentang indormasi geospasial, mulai dari ketentuan umum, jenis informasi geospasial, penyelenggaraan, larangan, sampai pada sanksi pidana terhadap pelanggaran.
          Bagian awal UU RI No.4 Tahun 2011 ini menjelaskan beberapa istilah, seperti geospasial, data geospasial, informasi geospasial. Geospasial diartikan sebagai aspek keruangan yang dinyatakan dalam bentuk koordinat. Data geospasial diartikan sebagai data lokasi geografis di atas permukaan bumi. Informasi geospasial diartikan data geospasial yang sudah diolah, informasi geospasial ini dibagi 2 elemen yaitu informasi geospasial dasar dan informasi geospasial tematik.
  • PP No. 8 Tahun 2013 tentang tingkat keltelitian peta untuk penataan ruang dan wilayah
          PP No. 8 Tahun 2013 menjelaskan tentang ketentuan pemerintah secara keseluruhan yang diatur kedalam bab I, perencanaan tata ruang yaitu diatur dalam bab II, ketelitian peta yang diatur dalam bab III, pengelolaan data dan informasi geospasial peta rencana tata ruang diatur dalam bab IV, serta ketentuan penutup diatur dalam bab V.
          Bab I antara lain mengenai pengertian masing - masing dari peta, ketelitian peta, skala peta, skala minimal, geospasial, data geospasial, informasi geospasial, unit pemetaan, perencanaan tata ruang, rencana tata ruang, peta dasar, peta tematik, data batimeteri, wilayah, peta wilayah, Badan Delineasi dan koridor.
          Bab II dibagi dalam subab, pertama mengenai perencanaan tata ruang yang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Kedua mengenai rencana umum tata ruang yaitu rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi. Kabupaten dan Wilayah Kota. Ketiga mengenai rencana rinci tata ruang, yaitu rencana tata ruang kepulauan, kawasan strategis nasional, provinsi, kabupaten, kota, keempat mengenai rencana tata ruang yaitu rencana tata ruang kawasan perkotaan, perdesaan dan kawasan strategis lainnya.
          Bab III dibagi menjadi 2 bagian, yang pertama mengenai peta rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang di perkotaan, perdesaan, dan lainnya. Yang kedua mengenai ketelitian peta rencana tata ruang wilayah nasional, provinsi, kabupaten, kota, kepulauan dan perdesaan.
           Bab IV mengenai pengelolaan data peta rencana tata ruang disusun dalam sistem pengelolaan basis data geospasial.
            Bab V mengenai Badan melakukan pembinaan teknis perpetaan dalam menyusun rencana tata ruang yang dilakukan oleh pemerinah dan pemerintahan daerah.
  • UU No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang
          UU RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, sebagai kewenangan pemerintah untuk mengatur dan menjaga keterpaduan antar daerah dalam penataan ruang.
          Bab I Ketentuan umum, Menjelaskan mengenai ruang (batas – batas wilayah udara, darat, laut) sebagai suatu tempat untuk mahkluk hidup melakukan aktifitasnya. Dan Wewenang pemerintah daerah dalam hal upaya penataan ruang di tiap daerah.
          Bab II Asas dan tujuan, Menjelaskan 
tentang Penyelenggaraan penataan ruang berdasrkan atas asas – asas pembangunan yang berlaku dalam NKRI. Serta tujuan dari pada penataan ruang yang hasilnya diharapkan tidak merugikan orang lain.
          Bab III Klasifikasi wilayah, Menjelaskan tentang Penataan ruang yang dilakukan berdasarkan atas pengklasifikasian sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administrasi, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
          Bab IV Tugas dan wewenang , Menjelaskan tentang Kebijakan pemerintah pusat dalam menciptakan kemakmuran terhadap rakyat lewat upaya dan proses penataan ruang. Dan Wewenang pemerintah pusat yang diberikan kepada masing – masing pemerintah propinsi yang kemudian dilanjutkan lagi dari pemerintah propinsi kepada pemerintah kabupaten/ kota untuk melakukan penataan ruang mulai dari tingkat propinsi sampai ke tingkat kabupaten/ kota.
          Bab V Pengaturan dan pembinaan penataan ruang, Menjelaskan tentang Seluruh kegiatan penataan ruang yang diatur berdasarkan undang – undang yang berlaku.
          Bab VI Pelaksanaan penataan ruang , menjelaskan tentang Penataan ruang, pemanfaatan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, penataan ruang kawasan perkotaan, penataan ruang kawasan pedesaan dll.
          Bab VII Pengawasan penataan ruang, Menjelaskan tentang Langkah langkah yang dilakuka pemerintah untuk mengawasi jalannya kegiatan penataan ruang demi tercapainya hasil dan tujuan yang diinginkan.
          Bab VIII Hak, kewajiban dan peran masyarakat,Menjelaskan tentang Kebebasan masyarakat untuk mendapat informasi mengenai penataan ruang serta ikut dalam upaya pelaksanaan kegiatan penataan ruang.
          Bab X Penyelesaian sengketa,Menjelaskan tentang jalur – jalur hukum yang biasanya ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan penataan ruang.
          Bab IX Penyidikan,Menjelaskan trntang Langkah – langkah kelanjutan yang diambil pihak yang berwenang untuk menyelesaikan tindak – tindak pidana yang terkait dengan penataan ruang.
          Bab XI Ketentuan pidana, Menjelaskan tentang Langkah – langkah kelanjutan dari bab 10 mengenai suatu pertanggung jawaban atas pelanggaran yang dilakukan.
          Bab XII Ketentuan peralihan,Menjelaskan tentang Pemberian waktu – waktu tambahan untuk melakukan perbaikan atau penyesuaian berhubungan dengan permasalahan – permasalahan yang timbul akibat kesalahan dalam penggunaan ruang ruang terbuka.
  • Permen ATR No. 16 tahun 2018 tentang RDTR
  • Permen ATR No.1 tahun 2018 tentang RTRW
  1. Aspek Teknis
    • Pencapaian terhadap batas toleransi kesalahan
    • Pemenuhan ketentuan dalam penentuan metoda pengambilan data
    • Memperhatikan tingkat ketelitian peralatan dan material yang dipakai
    • Kualifikasi dan klasifikasi SDM

KOMPETENSI SDM
a. Pengetahuan (Knoowledge)
b. Keterampilan (Skill)
c. Pengalaman (Experience)
d. Kebijaksanaan (Judgement)
e. Etika (Behavior, Attitude ect)

Senin, 18 Februari 2019

GEOSPASIAL : SEJARAH PETA

   Peta dunia pertama kali ditemukan dan dibuat oleh bangsa Babilonia pada tahun 2500 SM. Peta yang diciptakan pada zaman ini terbuat dari lempengan - lempengan tanah liat. Maka dari itu, pada zaman ini, ilmu kartografi berkembang sangat pesat.
Sumber : jadiberita.com, 2019.

Berikut perkembangan peta dari tahun ke tahun :
Sumber : Wikipedia, 2019.
  • Babilonia : 2500 SM
  • Mesir       : Ramses III (Zaman Firaun kedua dari dinasti ke 20)
  • Yuninai    : Pada zaman Erasthothenes
  • Romawi   : Pada zaman Cadaster (kepemilikan tanah). Guna cadaster ini yaitu untuk kerajaan, yang mana nantinya masyarakat disuatu kerajaan tersebut membayar pajak kepada raja dan hal ini bertujuan untuk mendorong perekonomian wilayah kerajaan tersebut.
  • Arab/Islam : Pada saat zaman perdagangan mulai berdatangan
  • Militer     : 1500 - 1600 M, pada saat ini ditandai dengan adanya penemuan benua baru yaitu benua Amerika oleh Colombus. Pada saat itu Colombus menjelajah dunian yang hanya bermodalkan kompas. Peta pada saat zaman militer ini sangat dibutuhkan yang bertujuan untuk menjajah.
  • Abraham Ortelius : Abad ke - 15, beliau ini yang menggambarkan peta Indonesia.
  • Johanes Hunter : Pada tahun 1561, beliau menggambarkan atau membuat peta Jawa Kuno.
  • Bartolomeo de Lasso dan de Houtman : Pada tahun 1595, mereka adalah pencetus atlas dunia.
  • Pada abad 18, peranan militer bertambag penting dalam pembuatan peta Indonesia. Mereka mulai membuat peta topografi dari sekitar Batavia dan Semarang dll.
  • Franz Wilheim Junghuhn : Pada tahun 1804 - 1864, beliau adalah seorang tentara Belanda keturunan Jerman. Beliau menemukan dan menggambarkan Peta Pulau Jawa dan menyebarkan pohon kina.
  • Atlas Van Tropisch Nederlands : Pada tahun 1938 beliau adalah orang pertama yang menggambarkan peta Indonesia.
  • Pada tahun 1942 - 1945 terdapat peta Jakarta produk AMS.
  • Peta meriam (Aceh) produk Direktorat Jantop AD pada tahun 1950 - 1975. Peta yang dibuat oleh direktorat Jantop sudah termasuk peta perkembangan modernisasi dari perkembangan peta - peta sebelumnya.
  • Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) merupakan bagian Proses perkembangan sejarah peta di Indonesia sebelum diganti dengan Badan Informasi Geospasial.
  • Badan Informasi Geospasial (BIG) adalah lembaga yang memverifikasi peta.

Rabu, 25 Maret 2015

Rangkuman Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Semester 2 bab 4-6

BAB 4
SENAM
A.      Senam Lantai
Gerakan senam lantai ada yang menggunakan alat dan ada pula yang tidak menggunakan alat.
Berikut beberapa latihan senam lantai tanpa alat :
1.       Guling depan (forward roll)
Cara melakukan guling depan:
a.       Sikap awal dimulai dengan jongok, kedua lengan lurus ke depan, kemudian letakkan kedua telapak tangan di atas matra selebar bahu dan dagu disentuhkan ke dada.
b.      Kedua tungkai diluruskan, usahan berat badan ada pada kedua tangan.
c.       Kemudian, letakkan pundak di ata matras. Setelah itu, tolakkan kedua tungkai sampai badan tubuh mengguling. Sebelum kedua kaki mendarat, penggalah lutut dengan kedua tangan.
d.      Sikap akhir guling depan ialah jongkok seperti sikap semula.
2.       Guling belakang (back roll)
Cara melakukan guling belakang :
a.       Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat.
b.      Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang.
c.       Pada saat panggul mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
d.      Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala, dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di ata matras, ke sikap jongkok.
3.       Gerakan meroda (radslag)
Cara melakukan gerakan meroda :
1.       Awalan dengan berdiri dan kedua tangan direntangkan selebar bahu
2.       Letakkan telapak tangan kiri pada matras, diikuti kaki kanan terangkat lurus ke atas.
3.       Saat tangan kanan diletakkan pada matras, kaki kiri terangkat lurus hingga badan berdiri dengan tangan.
4.       Turunkan dengan cepat kaki kanan pada matras, disusul terangkatnya tangan kiri dari matras dan kaki kiri mendarat di matras.
Adapun bentuk latihan senam lantai menggunakan alat.
1.       Lompat kangkang di atas peti lompat
Cara melakukan lompat kangkang di atas peti lompat :
a.       Lari beberapa langkah. Pada langkah terakhir kaki menolak sehingga badan melenting ke depan.
b.      Kedua tangan bertumpu pada peti lompat.
c.       Kedua kaki merangkang ke samping agar dapat melewati peti lompat.
d.      Ketika kaki di ata peti lompat, tangan ditolakkan sehingga tubuh melenting ke depan dan mendarat dengan kaki rapat.
2.       Lompat jongkok di atas peti lompat
Cara melakukan lompat jongkok di atas peti lompat :
a.       Lari beberapa langkah. Pada langkah terakhir, kaki menolak sehingga badan melenting ke depan.
b.      Pada saat lompatan tertinggi kaki diketuk dengan sikap jongkok.
c.       Kedua kaki mendarat di atas peti lompat kemudian melompat turun.
d.      Keseimbangan badan dijaga agar tidak terjatuh.

B.      Senam Irama
Senam irama disebut juga senam ritmik. Senam irama dapat dilakukan tanpa alat dan menggunakan alat.
Contoh latihan senam irama tanpa menggunakan alat, yaitu gerak mengayun dua lengan.
a.       Mengayun dua lengan ke atas
b.      Mengayun dua lengan ke samping
c.       Mengayun dua lengan silang muka
Kita dapat mengembangkan kreativitas dengan senam irama menggunakan gada.
1.       Teknik memegang gada
a.       Pegangan biasa (regular grip)
1.)    Tangan melingkar menghadap ke bawah, kepala gada diletakkan di tangan.
2.)    Leher gada dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk.
3.)    Jari telunjuk menelusur pada leher gada dan jari keempat diletakkan di kepala gada.
b.      Pegangan berlawanan (reserve grip)
1.)    Tangan melingkar menghadap ke atas.
2.)    Luruskan gada seperti pada pegangan biasa.
3.)    Gada ditahan oleh jari telunjuk yang diletakkan di bawah gada.
c.       Pegangan biasa atau pegangan atas
1.)    Gada dipegang dengan jari telunjuk yang diletakkan dibawah gada.
2.)    Pegangan membentuk cicin melingkar pada leher tepat di bawah kepala gada.
3.)    Apabila diputar, gada bergerak bebas.
4.)    Telapak tangan menghadap luar.
d.      Pegangan berlawanan atau pegangan bawah
1.)    Gada dipegang dengan jari telunjuk.
2.)    Pegangann membentuk cincin melingkar pada leher tepat  di bawah kepala gada.
3.)    Apabila diputar, gada bergerak bebas.
4.)    Telapak tangan menghadap atas.
2.       Bentuk latihan gerakan menggunakan gada
a.       Gerak mengayun ke depan dan belakang
Gerak mengayun ke depan belakang, terdiri atas  gerak mengayun ke depan dan belakang serta gerak memutar ke depan.
b.      Gerakan mengangkat
c.       Gerakan memutar

BAB 5
Renang Gaya Bebas
A.      Pengertian Reanag Gaya Bebas
Renang gaya bebas adalah renang yang dilakukan dengan ikap tubuh telengkup dan gerakan kedua kaki menyerupai gerakkan katak. Gaya ini merupakan gaya tercepat dalam berenang. Terdapat empat gaya yang dapat dilakukan dalam olahraga renang, yaitu gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.
B.      Teknik Dasar Renang Gaya Bebas
1.       Posisi tubuh di kolam
2.       Latihan meluncur
3.       Gerakan kaki
4.       Gerakan tangan
5.       Pernapasan
6.       Koordinasi gerakan kaki dan lengan
7.       Koordinasi gerakan lengan dan pernapasan
8.       Koordinasi teknik dasar renang gaya bebas

BAB 6
Penjelajahan dan Budaya Hidup Sehat
A.      Penjelajahan Alam Bebas
Penjelajahan adalah merupakan salah satu kegiatan perjalanan beregu di alam bebas yang dilakukan dalam rangka mengisi waktu luang yang berifat petualangan.
Perlengkapan yang dibutuhkan dalam penjelajahan di alambebas, antara lain :
1.       Perlengkapan untuk medan guunung yang berimba
a.       Sepatu yang diperlukan untuk medan gunung yang berimba
b.      Kaos kaki
c.       Celana jalan
d.      Baju jalan
e.      Topi
f.        Sarung tangan
g.       Ikat pinggang
h.      Ransel
i.         Peralatan navigasi, contohnya : kompas, peta, penggaris segitiga, busur derajat, dan pensil.
j.        Lampu senter
k.       Peluit
l.         Pisau
m.    Sleeping bed
n.      Perlrngkapan masak dan makan
2.       Perlengkapan untuk panjat tebing, meliputi tali : statis, dinamis, harness, helrnet, carabiner, sling, standard dan pruset sling, chock, piton, ascender, des cender, sturrup.
3.       Perlengkapan olahraga arus deras, meliputi perahu, kanu/kuyha, dayung, pelampung, helm, tali pengaman, pompa.
4.       Perlengkapan tambahan yang penting dalam penjelajahan adalah PPPK.

B.      Bencana Alam
Bencana adalah suatu peristiwa/kejadian yang disebabkan oleh alam yang mengakibatkan penderitaan manusia yang mengganggu kegiatan serta merusak harta benda,alam,lingkunga, dan terhambatnya kegiatan manusia.
Macam-macam bencana alam :
1.       Gempa bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergesernya/pecahnya lapisan lempengan bumi. Gempa bumi dibagi menjadi dua macam, yaitu gempa tektonik dan gempa vulkanik.
2.       Gunung meletus
Gunung meletus disebabkan karena gunung berapi yang mengeluarkan magma di permukaan bumi.
3.       Banjir
Banjir dapat disebabkan karena sumbatan selokan, pendangkalan sungai, penggundulan hutan, dan sebagainya.
4.       Tanah longsor
Tanah longsor adalah peristiwa longsornya tanah di daerah dataran tinggi yang disebabkan daerah tersebut biasanya gundul atau daerah penambangan pasir, sehingga mengakibatkan kerusakan alam sekitarnya.
5.       Bencana alam lainnya
a.       Angin topan
b.      Hama tanaman
c.       Gas beracun
d.      Kekeringan
e.      Abrai pantai, dan lain-lain.
Penanggulangan bencana dibedakan menjadi dua, yaitu penanggulangan bencan dan penanggulangan korban bencana.
1.       Penanggulangan bencana adalah upaya manusia dalam menghadapi bencana melalui pencegahan untuk memperkecil akibat bencana, kesiapsiagaan, tanggap pada bencana, uaha meringankan korban, dan pemulihan keadaan serta perbaikan kembali.
2.       Penanggulangan korban bencana adalah upaya yang dilaksanakan untuk meringankan penderitaan dan mengatasi kebutuhan sehari-hari manusia yang terlanda bencana berrupa perlindungan,sandang,pangan,papan,kebutuhan kesehatan, dan penggolongan korban.
Langkah-langkah memperkecil akibat bencana secara umum meliputi :
1.       Menjaga kelestarian alam hutan
2.       Membuang sampah pada tempatnya
3.       Menanam dan memelihara pohon bakau (mangrove) di sekitar pantai
4.       Melakukan kegiatan penembangan secara tepat
5.       Membangun saluran air yang teratur
6.       Menggunakan sumber daya alam secara tepat guna
7.       Jika terjadi gempa,usahakan berada di alam terbuka
8.       Jika air laut surut drasti berusaha menjauhi pantai dan lari ke dataran  tinggi untuk menhindari tsunami
9.       Menjaga keseimbangan alam dengan menanm pohon agar terhindar dari bencana kekeringan
10.   Membangun waduk, sumur pompa, dan sumur peresap
11.   Mematuhi semua perintah yangg berkaitan degan keselamatan bencana
Tindakan-tindakan penanggulangan korban bencana, antara lain sebagai berikut :
1.       Memberikan perlindungan dengan cara mengevakuasi para korban ke tempat yang aman.
2.       Memberi pelayanan kesehatan kepada korban bencana
3.       Melakukan penggolongan korban bencana untuk diantar ke rumah sakit yang sesuai, dang mengubur korban yang mati
4.       Memberi dorongan psikologis bagi korban bencana
5.       Membangun kembali temapt-tempat penduduk yang rusak dan menjadi tanggung jawab bersama

6.       Memberi pelayanan pendidikan kepada korban

Kelompok 31 Meningkatkan Kemampuan Model CA-markov Terintegrasi Mensimulasikan Tren Pertumbuhan Perkotaan Spatio-temporal Menggu...